Rabu, 11 Januari 2012

PENGARUH KOMPENSASI DAN JENJANG KARIR TERHADAP  SEMANGAT DAN GAIRAH  KERJA KARYAWAN NON DOSEN PADA STIKOM DINAMIKA BANGSA

Drs. Effiyaldi, MM
Dosen Tetap STIKOM Dinamika Bangsa

Abstrak

Tingginya frekuensi pergantian dan rutinitas kerja tenaga Satpam, mutasi karyawan, penjenjangan karir yang belum jelas dan kejenuhan mereka dalam menjalani rutinitas pekerjaan merupakan permasalahan yang sering dialami oleh  karyawan non fungsional (non dosen) pada STIKOM Dinamika Bangsa . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana  dan Variabel manakah di antara variabel Kompensasi dan Jenjang Karir yang paling dominan mempengaruhi semangat  dan gairah  kerja karyawan non dosen serta untuk melihat implikasi stratejiknya  pada STIKOM Dinamika Bangsa..? Hasil penelitian menunjukkan, bahwa   besar hubungan antara variabel Kompensasi dengan variabel Semangat Kerja  yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah 0,850, sedangkan variabel Jenjang Karir dengan variabel Semangat Kerja adalah  0.831 . Variabel Kompensasi lebih dominan mempengaruhi Semangat Kerja dibanding variabel Jenjang Karir. Sebesar 78,9% Semangat kerja dapat dijelaskan oleh kompensasi dan jenjang karir sedangkan sisanya 21,1% disebabkan oleh faktor lain.


Kata Kunci: Kompensasi, Jenjang Karir, Semangat dan Gairah Kerja


1.      PENDAHULUAN
Salah satu faktor yang menjadi pemicu semangat kerja karyawan dalam bekerja adalah adanya perolehan kompensasi (upah) yang diterimanya setiap kali mereka selesai mengerjakan pekerjaan. Dengan upah akan menciptakan ketenangan dan semangat kerja  dalam menjalani masa-masa mereka dalam bekerja. Walaupun dengan kompensasi dapat menciptakan ketenangan dan semangat kerja bagi karyawan, namun ada faktor lain yang juga turut menentukan semangat kerja karyawan, yaitu kepastian jenjang karir bagi karyawan tersebut. Dengan adanya jenjang karir yang baik dan pasti akan dapat menciptakan ketenangan dan motivasi bagi karyawan untuk berprestasi.
Dari  berbagai  penelitian  yang  dilakukan  oleh  para  ahli  perilaku  menunjukkan  bahwa faktor  utama  ketidakpuasan  kerja  karyawan  adalah  kompensasi  yang  tidak  sesuai  dengan harapan  karyawan (Djati dan Khusaini; 2003; 25).  Di samping  itu  adanya  ketidakpuasan  karyawan  terhadap  kompensasi  yang diterima  dapat  menimbulkan  perilaku  negatif  karyawan  terhadap  perusahaan  dan  dampak  job involvement  yang bisa dilihat dari menurunnya komitmen yang pada akhirnya akan menurunkan prestasi kerjanya (Noe;1994: 135 dalam Djati dan Khusaini; 2003; 25). Beberapa penelitian lain adalah; Sutanto (2003; 42) Tenaga penjual yang ingin maju karirnya akan bekerja lebih tekun meningkatkan prestasi dengan harapan agar saat evaluasi yang diadakan perusahaan setiap enam bulan mereka memperoleh kesempatan untuk meningkatkan karirnya, Sutanto (2003; 29) bahwa turunnya semangat dan kegairahan kerja mengakibatkan karyawan bekerja kurang efektif. Penelitian ini berupaya menggali hubungan dan pengaruh antara Kompensasi Dan Jenjang Karir Terhadap Semangat Dan Gairah  Kerja Karyawan Non Dosen Pada STIKOM Dinamika Bangsa.
Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Dinamika Bangsa merupakan salah satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Jambi yang menyelenggarakan program pendidikan berbasis komputer dengan jenjang pendidikan Strata Satu (S-1). Berdasarkan tugas dan fungsinya, di STIKOM Dinamika Bangsa terdapat dua kelompok karyawan, yaitu karyawan fungsional, dalam hal ini dosen sebagai tenaga pengajar dan karyawan non fungsional (non dosen), dalam hal ini meliputi tenaga administrasi, laboran, teknisi dan tenaga Satuan Pengamanan (Satpam). Sampai saat ini jumlah karyawan non dosen  sebanyak 21 orang yang semuanya sudah berstatus karyawan tetap. Permasalahan yang sering terjadi adalah tingginya frekuensi pergantian dan rutinitas kerja tenaga Satpam, mutasi karyawan yang terlalu sering, penjenjangan karir yang belum jelas dan kejenuhan mereka dalam menjalani rutinitas pekerjaan. Selama ini belum pernah ada penelitian yang mengungkap masalah yang berkenaan dengan kompensasi, jenjang karir dan semangat kerja mereka.
2.      PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pada uraian di atas,  dapat dirumuskan masalah pokok dalam penelitian ini, yaitu ;
  1. Bagaimanakah pengaruh kompensasi terhadap semangat dan gairah  kerja karyawan  non dosen pada STIKOM Dinamika Bangsa.
  2. Bagaimanakah pengaruh jenjang karir terhadap semangat dan gairah  kerja karyawan  non dosen pada STIKOM Dinamika Bangsa.
  3. Bagaimanakah pengaruh kompensasi dan jenjang karir secara bersama-sama terhadap semangat dan gairah  kerja karyawan  non dosen pada STIKOM Dinamika Bangsa.
  4. Dari kedua Variabel tersebut, Variabel manakah yang paling dominan berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan pada  STIKOM Dinamika Bangsa.

3.      TINJAUAN PUSTAKA
3.      1. Kompensasi
Kompensasi adalah semua bentuk upah atau imbalan yang berlaku bagi dan muncul dari pekerjaan mereka (Dessler; 1998; 85). Lebih lanjut Dessler mengatakan; kompensasi mempunyai dua komponen; yaitu Pembayaran Keuangan Langsung dalam bentuk upah, gaji, insentif, komisi dan bonus. Dan Pembayaran Yang Tidak Langsung; dalam bentuk tunjangan keuangan seperti; asuransi dan dan uang liburan yang dibayar perusahaan. Suatu cara untuk meningkatkan prestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja karyawan adalah melalui kompensasi (George & Jones, 2000 dalam Sutanto 2003; 47). Mondy   dan   Noe   (1993:   320)  dalam Djati dan Khusaini; 2003; 28), kompensasi   dapat   dibedakan   menjadi   dua   jenis,   yaitu kompensasi   finansial   dan   kompensasi   non   finansial.   Kompensasi   finansial   terdiri   dari kompensasi finansial langsung  (direct financial compensation) dan  kompensasi  finansial  tidak langsung  (indirect  financial  compensation).  Kompensasi  finansial  langsung  terdiri  dari  gaji, upah,  bonus  dan  komisi.  Sedangkan  kompensasi  finansial  tidak  langsung  disebut  juga  dengan tunjangan,  yakni  meliputi  semua  imbalan  finansial  yang  tidak  tercakup  dalam  kompensasi langsung.   Sedangkan   kompensasi   non   finansial   (nonfinancial   compensation)   terdiri   dari kepuasan  yang  diterima  baik  dari  pekerjaan  itu  sendiri,  seperti  tanggung  jawab,  peluang  akan pengakuan,  peluang  adanya  promosi,  atau  dari  lingkungan  psikologis  dan  atau  fisik  dimana orang tersebut berada, seperti rekan kerja yang menyenangkan, kebijakan-kebijakan yang sehat, adanya  kafetaria ,  sharing pekerjaan,  minggu  kerja  yang  dipadatkan  dan  adanya  waktu  luang. Dengan   demikian   kompensasi   tidak   hanya   berkaitan   dengan   imbalan-imbalan   moneter (ekstrinsik)   saja,   akan   tetapi   juga   pada   tujuan   dan   imbalan   intrinsik   organisasi   seperti pengakuan, maupun kesempatan promosi.