PENGARUH KOMPENSASI DAN JENJANG KARIR TERHADAP SEMANGAT DAN GAIRAH
KERJA KARYAWAN NON DOSEN PADA STIKOM DINAMIKA BANGSA
Drs. Effiyaldi, MM
Dosen Tetap STIKOM Dinamika
Bangsa
Abstrak
Tingginya
frekuensi pergantian dan rutinitas kerja tenaga Satpam, mutasi karyawan,
penjenjangan karir yang belum jelas dan kejenuhan mereka dalam menjalani
rutinitas pekerjaan merupakan permasalahan yang sering dialami oleh karyawan non fungsional (non dosen) pada STIKOM Dinamika Bangsa . Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui Bagaimana dan Variabel
manakah di antara variabel Kompensasi dan Jenjang Karir yang paling dominan
mempengaruhi semangat
dan gairah kerja karyawan non
dosen serta untuk melihat implikasi stratejiknya pada STIKOM Dinamika Bangsa..? Hasil
penelitian menunjukkan, bahwa besar
hubungan antara variabel Kompensasi dengan variabel Semangat Kerja yang dihitung dengan koefisien korelasi
adalah 0,850, sedangkan variabel Jenjang Karir
dengan variabel Semangat Kerja adalah 0.831 . Variabel Kompensasi lebih dominan
mempengaruhi Semangat Kerja dibanding variabel Jenjang Karir. Sebesar 78,9%
Semangat kerja dapat dijelaskan oleh kompensasi dan jenjang karir sedangkan
sisanya 21,1% disebabkan oleh faktor lain.
Kata Kunci: Kompensasi, Jenjang Karir, Semangat
dan Gairah Kerja
1. PENDAHULUAN
Salah satu faktor yang menjadi
pemicu semangat kerja karyawan dalam bekerja adalah adanya perolehan kompensasi
(upah) yang diterimanya setiap kali mereka selesai mengerjakan pekerjaan. Dengan
upah akan menciptakan ketenangan dan semangat kerja dalam menjalani masa-masa mereka dalam
bekerja. Walaupun dengan kompensasi dapat menciptakan ketenangan dan semangat
kerja bagi karyawan, namun ada faktor lain yang juga turut menentukan semangat
kerja karyawan, yaitu kepastian jenjang karir bagi karyawan tersebut. Dengan
adanya jenjang karir yang baik dan pasti akan dapat menciptakan ketenangan dan
motivasi bagi karyawan untuk berprestasi.
Dari berbagai penelitian
yang dilakukan oleh para ahli perilaku menunjukkan bahwa faktor
utama ketidakpuasan
kerja karyawan adalah kompensasi
yang tidak sesuai dengan harapan
karyawan (Djati dan Khusaini;
2003; 25). Di samping itu adanya ketidakpuasan
karyawan terhadap kompensasi yang diterima
dapat menimbulkan
perilaku negatif karyawan terhadap perusahaan dan dampak job involvement yang bisa dilihat dari menurunnya komitmen yang pada akhirnya akan menurunkan prestasi kerjanya (Noe;1994: 135 dalam Djati dan Khusaini; 2003; 25). Beberapa penelitian lain adalah;
Sutanto (2003; 42) Tenaga penjual yang ingin maju karirnya akan bekerja lebih
tekun meningkatkan prestasi dengan harapan agar saat evaluasi yang diadakan
perusahaan setiap enam bulan mereka memperoleh kesempatan untuk meningkatkan
karirnya, Sutanto (2003; 29) bahwa turunnya semangat dan kegairahan kerja
mengakibatkan karyawan bekerja kurang efektif. Penelitian ini berupaya menggali
hubungan dan pengaruh antara Kompensasi Dan Jenjang Karir Terhadap
Semangat Dan Gairah Kerja Karyawan Non
Dosen Pada STIKOM Dinamika Bangsa.
Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Dinamika
Bangsa merupakan salah satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Jambi yang
menyelenggarakan program pendidikan berbasis komputer dengan jenjang pendidikan
Strata Satu (S-1). Berdasarkan tugas dan fungsinya, di STIKOM Dinamika Bangsa
terdapat dua kelompok karyawan, yaitu karyawan fungsional, dalam hal ini dosen
sebagai tenaga pengajar dan karyawan non fungsional (non dosen), dalam hal ini
meliputi tenaga administrasi, laboran, teknisi dan tenaga Satuan Pengamanan
(Satpam). Sampai saat ini jumlah karyawan non dosen sebanyak 21 orang yang semuanya sudah
berstatus karyawan tetap. Permasalahan yang sering terjadi adalah tingginya
frekuensi pergantian dan rutinitas kerja tenaga Satpam, mutasi karyawan yang
terlalu sering, penjenjangan karir yang belum jelas dan kejenuhan mereka dalam
menjalani rutinitas pekerjaan. Selama ini belum pernah ada penelitian yang
mengungkap masalah yang berkenaan dengan kompensasi, jenjang karir dan semangat
kerja mereka.
2.
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pada uraian di atas,
dapat dirumuskan masalah pokok dalam penelitian ini, yaitu ;
- Bagaimanakah pengaruh kompensasi terhadap semangat dan gairah kerja karyawan non dosen pada STIKOM Dinamika Bangsa.
- Bagaimanakah pengaruh jenjang karir terhadap semangat dan gairah kerja karyawan non dosen pada STIKOM Dinamika Bangsa.
- Bagaimanakah pengaruh kompensasi dan jenjang karir secara bersama-sama terhadap semangat dan gairah kerja karyawan non dosen pada STIKOM Dinamika Bangsa.
- Dari kedua Variabel tersebut, Variabel manakah yang paling dominan berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan pada STIKOM Dinamika Bangsa.
3. TINJAUAN PUSTAKA
3.
1. Kompensasi
Kompensasi adalah semua bentuk upah atau imbalan
yang berlaku bagi dan muncul dari pekerjaan mereka (Dessler; 1998; 85). Lebih
lanjut Dessler mengatakan; kompensasi mempunyai dua komponen; yaitu Pembayaran
Keuangan Langsung dalam bentuk upah, gaji, insentif, komisi dan bonus. Dan
Pembayaran Yang Tidak Langsung; dalam bentuk tunjangan keuangan seperti;
asuransi dan dan uang liburan yang dibayar perusahaan. Suatu cara untuk meningkatkan prestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja karyawan adalah
melalui kompensasi (George & Jones, 2000 dalam Sutanto 2003; 47). Mondy dan Noe (1993: 320) dalam Djati dan Khusaini;
2003; 28), kompensasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kompensasi finansial dan kompensasi non finansial. Kompensasi finansial terdiri dari kompensasi finansial langsung (direct financial compensation) dan kompensasi finansial tidak langsung (indirect financial compensation).
Kompensasi finansial langsung terdiri dari gaji, upah,
bonus dan komisi. Sedangkan kompensasi finansial tidak langsung disebut juga dengan tunjangan, yakni meliputi semua imbalan finansial yang tidak tercakup dalam kompensasi langsung. Sedangkan kompensasi non finansial (nonfinancial compensation) terdiri dari kepuasan
yang diterima baik dari pekerjaan itu sendiri, seperti tanggung jawab, peluang akan pengakuan,
peluang adanya promosi, atau dari lingkungan
psikologis dan atau fisik dimana orang tersebut berada, seperti rekan kerja yang menyenangkan, kebijakan-kebijakan yang sehat, adanya kafetaria ,
sharing pekerjaan, minggu kerja yang dipadatkan dan adanya waktu luang. Dengan demikian kompensasi tidak hanya berkaitan dengan imbalan-imbalan moneter (ekstrinsik) saja, akan tetapi juga pada tujuan dan imbalan intrinsik organisasi seperti pengakuan, maupun kesempatan promosi.